Korban WNI dalam Kebakaran Apartemen Hong Kong: 9 Meninggal, 30 Masih Hilang

EPICTOTO — Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong mengonfirmasi data terbaru mengenai korban WNI dalam kebakaran hebat yang melanda apartemen Wang Fuk Court, Tai Po. Hingga laporan diterbitkan, terdapat sembilan WNI yang meninggal dunia dan satu orang lainnya sedang menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka bakar serius.

Bencana yang terjadi pada Rabu (26/11/2025) itu mencatat total 140 WNI sebagai penghuni di gedung tersebut. Dari jumlah tersebut, sebanyak 100 orang dinyatakan selamat, sementara nasib 30 WNI lainnya masih belum diketahui dan menjadi fokus pencarian bersama otoritas setempat.

Upaya Pencarian dan Pemulangan Jenazah

KJRI Hong Kong menyatakan bahwa proses pencarian korban masih terus dilakukan secara intensif bersama dengan pemerintah Hong Kong. “Pencarian korban masih terus dilakukan oleh otoritas setempat. Pemerintah Hong Kong memberikan peringatan bahwa angka kematian akan terus bertambah seiring dengan pencarian dan identifikasi korban yang masih berlangsung,” jelas pernyataan resmi KJRI.

Selain upaya pencarian, KJRI juga sedang mengupayakan proses repatriasi atau pemulangan jenazah serta pemenuhan hak-hak korban. Secara keseluruhan, tragedi ini telah merenggut 146 jiwa dan melukai 79 orang dengan kondisi serius.

Penyebab Kebakaran: Stirofoam di Koridor

Penyelidikan awal oleh otoritas pemadam kebakaran Hong Kong mengindikasikan bahwa stirofoam yang ditempelkan pada jendela di sepanjang koridor apartemen menjadi faktor penyebab utama api menyebar dengan sangat cepat. Material tersebut mudah terbakar dan diduga menjadi penyebab api menjalar ke banyak unit hampir bersamaan.

“Setelah stirofoam tersulut, api dengan cepat menyebar ke banyak unit hampir secara bersamaan,” ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Hong Kong, Andy Yeung Yan-kin, seperti dikutip dari South China Morning Post.

Insiden ini menjadi peringatan penting mengenai standar keamanan bahan bangunan, terutama di gedung-gedung hunian yang padat. KJRI Hong Kong terus memantau perkembangan dan memberikan pendampingan kepada WNI yang terdampak.