Hulk Hogan Sempat Jalani 25 Kali Operasi Punggung-Lutut Sebelum Meninggal: Kisah Tragis Sang Legenda Gulat Dunia

pttogel Hulk Hogan, sosok legendaris dalam dunia gulat profesional, dikenal luas sebagai ikon WWE dan pahlawan masa kecil jutaan penggemar di seluruh dunia. Namun, di balik tubuh kekar dan persona kuat yang ia tampilkan di atas ring, Hogan ternyata menyimpan kisah perjuangan panjang melawan rasa sakit dan penderitaan fisik yang luar biasa. Sebelum meninggal dunia, pria bernama asli Terry Eugene Bollea ini sempat menjalani tak kurang dari 25 kali operasi pada bagian punggung dan lutut akibat cedera yang dideritanya selama bertahun-tahun berkarier di industri hiburan olahraga tersebut.

Masa Kejayaan yang Penuh Risiko

Karier Hulk Hogan mulai meroket sejak tahun 1980-an, saat ia menjadi wajah utama World Wrestling Federation (WWF, kini WWE). Dengan ciri khas tubuh besar, rambut pirang, janggut tebal, serta kalimat “Whatcha gonna do, brother?” yang melegenda, Hogan berhasil membangun citra superman di dunia gulat. Namun, gaya bertarungnya yang keras dan aksi-aksi ekstrem di atas ring berdampak buruk pada tubuhnya seiring waktu.

Selama lebih dari tiga dekade berkarier, Hogan terlibat dalam ratusan pertandingan dengan berbagai macam aksi bantingan, loncatan, dan gerakan berisiko tinggi. Tak heran jika bagian punggung, tulang belakang, hingga lututnya mengalami kerusakan parah.

25 Kali Operasi: Sebuah Pengorbanan Besar

Dalam sebuah wawancara sebelum kematiannya, Hogan pernah mengungkapkan bahwa ia telah menjalani setidaknya 25 kali operasi besar, sebagian besar dilakukan untuk memperbaiki cedera kronis pada punggung bawah (lumbar spine) dan lutut. Ia juga sempat menjalani penggantian sendi lutut, pemasangan penyangga logam di punggung, serta terapi pemulihan yang memakan waktu bertahun-tahun.

Beberapa prosedur bahkan membuatnya nyaris lumpuh, di mana dokter menyarankan agar ia tidak banyak bergerak karena risiko kerusakan saraf. Namun dengan tekad kuat dan semangat pantang menyerah, Hogan terus menjalani terapi demi bisa tetap beraktivitas, walaupun sudah tidak aktif lagi di ring.

“Saya harus bangun setiap pagi dengan rasa sakit. Kadang saya tidak bisa berdiri lebih dari 10 menit. Tapi saya tetap bersyukur bisa bertahan sejauh ini,” kata Hogan dalam wawancara terakhirnya.

Perjuangan Mental dan Emosional

Tak hanya fisik, Hogan juga mengalami tekanan mental yang berat akibat kondisi kesehatannya. Ia sempat mengaku mengalami depresi, merasa kehilangan jati dirinya ketika tidak lagi bisa tampil di atas ring. Dunia yang dulu menjadi panggung kejayaan kini berubah menjadi ruang perawatan dan rehabilitasi.

Meski begitu, Hogan tetap menjadi pribadi yang kuat di hadapan publik. Ia sering tampil di media dan berbagi motivasi kepada generasi muda, serta aktif dalam acara amal dan komunitas gulat. Ia selalu menekankan pentingnya menjaga tubuh dan tidak memaksakan diri demi popularitas semata.

Akhir Perjalanan Seorang Ikon

Hulk Hogan akhirnya meninggal dunia pada usia 71 tahun akibat komplikasi dari cedera lama yang semakin parah. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi dunia olahraga dan hiburan. Banyak tokoh-tokoh WWE, mantan pegulat, dan selebritas dunia menyampaikan belasungkawa, menyebut Hogan sebagai “pejuang sejati” dan “simbol kekuatan generasi”.

Warisan Abadi Hulk Hogan

Meski telah tiada, warisan Hulk Hogan tak akan pernah pudar. Ia adalah pionir dalam membawa dunia gulat ke panggung global, menjadikan olahraga ini sebagai hiburan keluarga, dan membuka jalan bagi generasi pegulat masa kini. Dengan segala pengorbanannya—baik secara fisik maupun emosional—Hogan telah menorehkan sejarah sebagai legenda sejati, bukan hanya di ring, tapi juga dalam kehidupan nyata.

Semoga perjalanan Hulk Hogan menjadi pengingat bagi kita semua bahwa di balik sosok tangguh, seringkali ada penderitaan yang tak terlihat. Selamat jalan, Hulkster. Terima kasih atas semua kenangan dan inspirasi yang telah kau berikan.