Menperin: Potensi Investasi Manufaktur Melonjak Dua Kali Lipat dalam 5 Tahun

Prediksi HK — Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan optimisme tinggi terhadap masa depan sektor industri nasional. Dalam pidatonya pada acara Business Matching Produk Dalam Negeri di Jakarta, Senin (15/12/2025), Menperin memprediksi bahwa investasi manufaktur memiliki potensi untuk meningkat hingga dua kali lipat dalam kurun lima tahun ke depan.

Proyeksi optimistis ini bukan tanpa dasar. Menurut Agus, pendorong utamanya adalah efektivitas implementasi kebijakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), yang juga mencakup aspek Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“Dengan efektivitas program-program P3DN, investasi manufaktur itu akan meningkat dua kali lipat dalam lima tahun ke depan,” tegas Agus Gumiwang.

P3DN sebagai Penggerak Utama

Kebijakan P3DN dinilai sebagai strategi kunci untuk menciptakan permintaan yang stabil dan pasti bagi industri dalam negeri. Dengan memastikan belanja pemerintah dan BUMN diserap oleh produk domestik, nilai tambah dari aktivitas ekonomi akan tetap beredar di dalam negeri.

“Nilai tambahnya stay atau tetap berada di Indonesia. Tidak pindah ke negara lain,” jelas Agus, menekankan pentingnya kebijakan ini dalam memperkuat fondasi industri lokal.

Untuk mewujudkan target tersebut, Menperin mengajak seluruh kementerian/lembaga, BUMN, dan BUMD untuk konsisten meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dalam setiap aktivitas pengadaan mereka.

Fondasi yang Kuat: Realisasi Investasi dan Kinerja Saat Ini

Optimisme itu berangkat dari fondasi yang cukup solid. Data Kementerian Perindustrian mencatat capaian menggembirakan pada Triwulan III 2025. Sektor industri pengolahan nonmigas (IPNM) berhasil menarik investasi sebesar Rp185,4 triliun, yang mencakup Penanaman Modal Asing (PMA) dan Dalam Negeri (PMDN). Angka ini menyumbang 37,73% dari total investasi nasional periode tersebut yang mencapai Rp491,4 triliun.

Dari sisi ketenagakerjaan, sektor ini telah menyerap 20,31 juta pekerja per Agustus 2025. Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Triwulan III 2025 juga signifikan, yakni sebesar 17,39%.

Agus juga menyoroti indikator kesehatan industri lainnya, seperti utilisasi kapasitas yang berada di angka 59,28% dan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang stabil di level optimis 53,45. Angka-angka ini menunjukkan masih adanya ruang pertumbuhan yang dapat dimanfaatkan.

Mengakui Tantangan di Tengah Optimisme

Meski beroptimis, Menperin tidak menutup mata terhadap berbagai tantangan yang menghadang. Perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian bersama dengan dinamika dalam negeri diakui akan menjadi ujian berat untuk mencapai target pertumbuhan investasi manufaktur yang eksponensial tersebut.

“Yang dihadapi oleh perekonomian nasional termasuk manufaktur, tidak sederhana, semakin challenging,” ujar Agus, mengingatkan bahwa jalan menuju pertumbuhan dua kali lipat memerlukan konsistensi kebijakan, kerja keras, dan ketahanan menghadapi gejolak.

Prediksi ini pada akhirnya menjadi kompas sekaligus tantangan bagi seluruh pemangku kepentingan. Keberhasilan mewujudkannya akan sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah sebagai regulator, industri sebagai pelaku, dan kebijakan seperti P3DN sebagai katalisator pertumbuhan.