pttogel James Gunn, sutradara sekaligus co-chairman DC Studios, baru-baru ini kembali menarik perhatian publik dengan pernyataannya soal pendekatan berbeda yang ia lakukan terhadap film-film DC ke depan, terutama mengenai post-credits scene. Dalam sebuah wawancara, Gunn mengungkapkan bahwa Superman versi terbaru yang akan muncul di DC Universe (DCU) tidak akan disertai dengan adegan post-credits yang heboh atau membingungkan seperti yang sering terjadi di Marvel Cinematic Universe (MCU). Tujuannya? Sederhana: menghindari kesalahan yang pernah dilakukan Marvel dan membangun narasi yang lebih kuat, tenang, dan terarah.
Superman Reboot: Bukan Sekadar Nostalgia
Film Superman terbaru yang disutradarai langsung oleh James Gunn dijadwalkan rilis pada tahun 2025. Proyek ini menjadi salah satu pilar penting dari DC Universe yang baru, menggantikan peran Henry Cavill sebagai Superman dan memperkenalkan wajah baru sang Man of Steel. Namun yang menarik perhatian bukan hanya siapa yang akan memerankan Superman, tapi juga bagaimana Gunn merancang seluruh semestanya dengan pendekatan naratif yang berbeda.
“Saya tidak ingin membuat post-credits scene hanya demi membuat fans penasaran atau membuat mereka menunggu sesuatu yang bahkan belum pasti akan terjadi,” ungkap Gunn dalam wawancara tersebut. “Kita sudah melihat bagaimana hal itu bisa menjadi bumerang.”
Belajar dari Marvel: Ekspektasi vs Realita
Sebagai sutradara Guardians of the Galaxy dan mantan arsitek penting di MCU, Gunn tahu betul bagaimana post-credits scene bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, adegan ini mampu menciptakan hype dan konektivitas antar film. Namun di sisi lain, terlalu banyak menggantungkan cerita pada scene tambahan justru membuat penonton bingung, jenuh, dan bahkan kecewa ketika janji yang ditanam tidak ditepati dalam film selanjutnya.
Marvel sendiri sering dikritik karena terlalu banyak mengandalkan formula post-credits yang akhirnya tidak memiliki payoff yang memuaskan. Beberapa karakter atau alur cerita yang diperkenalkan di akhir film justru tidak dikembangkan lebih lanjut atau bahkan dilupakan begitu saja. Gunn tampaknya tidak ingin jebakan serupa terjadi di DC Universe barunya.
Fokus pada Cerita Inti
Alih-alih menghadirkan twist besar di akhir kredit, Gunn ingin memastikan bahwa cerita utama di film Superman sudah cukup kuat dan utuh tanpa harus mengandalkan gimmick. Ia menegaskan bahwa pembangunan dunia DC (worldbuilding) akan dilakukan dengan perlahan tapi pasti. Ia percaya bahwa penonton sekarang lebih menghargai cerita yang fokus, karakter yang mendalam, dan konsistensi alur.
“Kalau ceritanya bagus, karakter kuat, dan penonton bisa terhubung secara emosional, mereka akan tetap datang ke film berikutnya. Kita nggak perlu pancing mereka dengan misteri kosong,” tambah Gunn.
Superman yang Lebih Manusiawi
Selain pendekatan terhadap post-credits, Gunn juga menekankan bahwa Superman versi barunya akan lebih ‘membumi’. Meskipun berasal dari planet Krypton, tokoh ini akan lebih banyak menghadirkan sisi manusiawinya — konflik batin, nilai moral, dan hubungannya dengan dunia yang semakin kompleks.
Karakter Superman akan diposisikan bukan sebagai dewa penyelamat yang tak tersentuh, melainkan sebagai simbol harapan di tengah zaman yang penuh ambiguitas moral. Dan pendekatan ini tentunya akan lebih cocok dikembangkan dalam cerita utama yang solid daripada disisipi teaser yang terlalu spekulatif.
Apa Artinya untuk DC ke Depan?
Langkah James Gunn ini menjadi sinyal kuat bahwa DC Studios sedang serius membangun fondasi sinematiknya dengan cara yang lebih terencana. Tak ingin mengulangi kesalahan DCEU terdahulu yang terlalu terburu-buru mengejar MCU, Gunn dan Peter Safran kini mengusung strategi jangka panjang yang tidak hanya berfokus pada box office, tetapi juga kualitas dan kesinambungan narasi.
Kita bisa mengharapkan bahwa film-film DC mendatang — entah itu The Authority, Supergirl: Woman of Tomorrow, atau Batman: The Brave and the Bold — akan menyajikan cerita lengkap di dalam film itu sendiri, dengan kemungkinan crossover yang tetap masuk akal dan terencana, bukan dipaksakan.
Penutup: Kalem, Tapi Pasti
Pendekatan “kalem” yang dipilih James Gunn terhadap Superman dan struktur DC Universe yang baru menandai era baru yang lebih dewasa dalam industri film superhero. Alih-alih meniru Marvel, Gunn memilih belajar dari kesalahannya sendiri — dan memperbaikinya. Keputusan untuk tidak terlalu mengandalkan post-credits scene bukan berarti DC akan kehilangan kejutan, tapi justru mengembalikan fokus pada cerita dan karakter.
Sebagai fans, kita hanya bisa berharap bahwa perubahan ini akan menghasilkan film-film yang bukan hanya spektakuler secara visual, tapi juga kuat dalam narasi. Dan jika Superman versi James Gunn benar-benar bisa jadi pondasi yang kokoh bagi DC Universe ke depan, maka masa depan DC terlihat jauh lebih cerah — tanpa harus tergantung pada kejutan di akhir kredit.